PENGERTIAN HIPOTESIS
Hipotesis atau hipotesa adalah
jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih
harus dibuktikan kebenarannya. Jadi, pengertian
hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Dikatakan sementara
karena, jawaban yang diberikan melalui hipotesis baru didasarkan teori, dan
belum menggunakan fakta. Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan
pengamatan, atau pengamatan dengan teori. Hipotesis mengemukakan pernyataan
tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan antara variabel-variabel
dalam persoalan.
Pada
umumnya hipotesis dirumuskan untuk menggambarkan hubungan dua vriabel akibat.
Namun demikian, ada hipotesis yang menggambarkan perbandingan satu variabel
dari dua sampel, misalnya membandingkan perasaan takut antara penduduk tepi
pantai dan penduduk pegunungan terhadap gelombang laut.
JENIS-JENIS HIPOTESIS
Hipotesis
merupakan suatu pernyataan yang penting kedudukannya dalam penelitian. Oleh
karena itu peneliti dituntut kemampuannya untuk dapat merumuskan hipotesis ini
dengan jelas. Seorang ahli bernama Borg yang dibantu oleh temannya Gall
mengajukan adanya persyaratan untuk hipotesis sebagai berikut:
1. Hipotesis
harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas
2. Hipotesis
harus dengan nyata menunjukkan adanya hubungan antara dua atau lebih variabel.
3. Hipotesis
harus didukung oleh teori – teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil
penelitian yang relevan.
Ada dua jenis
hipotesis yang digunakan dalam penelitian:
1. Hipotesis
kerja atau hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis kerja
menyatakan adanya hubungan antara variabel X dan Y ,atau adanya perbedaan dua
kelompok.
Rumusan hipotesis
kerja:
a. Jika.........maka.......
Contoh: Jika orang
banyak makan , maka berat badannya akan naik.
b. Ada
perbedaan antara .... dan .....
Contoh: Ada perbedaan
antara penduduk kota dan penduduk desa dalam cara berpakaian.
c. Ada
pengaruh ...... terhadap......
Contoh: Ada pengruh
makanan terhadap berat badan.
2. Hipotesis
nol (Ho)
Hipotesis nol
menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak ada pengaruh
variabel X terhadap variabel Y.
Rumusan hipotesis
nol:
a. Tidak
ada perbedaan antara ..... dengan .....
Contoh: Tidak ada perbedaan antara
mahasiswa tingkat I dan mahasiswa tingkat II dalam disiplin kuliah.
b. Tidak
ada pengaruh ..... terhadap ......
c. Contoh:
Tidak ada pengaruh jarak dari rumah ke sekolah terhadap kerajinan mengikuti
kuliah.
Dalam
pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak
mempunyai prasangka.
HIPOTESIS YANG BAIK
Satu hipotesis dapat diuji apabila
hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar. Kegagalan merumuskan hipotesis akan
mengaburkan hasil penelitian. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secara proporsional, jika
hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian,
melainkan juga sukar diuji secara nyata.
Untuk dapat memformulasikan hipotesis yang
baik dan benar, sedikitnya harus memiliki beberapa ciri-ciri pokok, yakni:
1.
Hipotesis diturunkan dari suatu teori yang disusun
untuk menjelaskan masalahdan dinyatakan dalam proposisi-proposisi. Oleh sebab itu,
hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara atas masalah yang dirumuskan
atau searah dengan tujuan penelitian.
2.
Hipotesis harus dinyatakan secara jelas,
dalam istilah yang
benar dan secaraoperasional. Aturan untuk,
menguji satu hipotesis secara empiris adalah
harus mendefinisikan secara operasional semua variabel dalam
hipotesis dan diketahui secara pasti variabel independen dan variabel dependen.
3.
Hipotesis menyatakan variasi nilai sehingga dapat
diukur secara empiris dan memberikan gambaran mengenai fenomena yang
diteliti. Untuk hipotesisdeskriptif berarti
hipotesis secara jelas menyatakan kondisi, ukuran, ataudistribusi suatu
variabel atau fenomenanya yang dinyatakan dalam nilai-nilai yang mempunyai makna.
4.
Hipotesis harus bebas nilai. Artinya nilai-nilai
yang dimiliki peneliti dan preferensi subyektivitas tidak
memiliki tempat di dalam pendekatan ilmiah seperti halnya dalam hipotesis.
5.
Hipotesis harus dapat diuji. Untuk itu, instrumen harus ada (atau dapat
dikembangkan) yang akan menggambarkan ukuran yang valid dari variabel yang
diliputi. Kemudian, hipotesis dapat diuji dengan metode yang
tersedia yang dapat digunakan untuk mengujinya sebab peneliti dapat merumuskan
hipotesis yang bersih, bebas nilai, dan spesifik, serta menemukan bahwa tidak adametode penelitian untuk
mengujinya. Oleh sebab itu, evaluasi hipotesis bergantung pada eksistensi
metode-metode untuk mengujinya, baik metodepengamatan,
pengumpulan data, analisis data, maupun generalisasi.
6.
Hipotesis harus spesifik. Hipotesis harus
bersifat spesifik yang menunjuk kenyataan sebenarnya. Peneliti harus bersifat
spesifik yang menunjuk kenyataan yang sebenarnya. Peneliti harus memiliki hubungan eksplisit
yang diharapkan di antara variabel dalam istilah arah (seperti, positif dan negatif). Satu hipotesis menyatakan bahwa
X berhubungan dengan Y adalah sangat umum. Hubungan antara X dan Y dapat
positif atau negatif. Selanjutnya, hubungan tidak bebas dari waktu, ruang, atau unit analisis yang
jelas. Jadi, hipotesis akan menekankan hubungan yang diharapkan di antara
variabel, sebagaimana kondisi di bawah hubungan yang diharapkan untuk
dijelaskan. Sehubungan dengan hal tersebut, teori menjadi penting secara khusus
dalam pembentukan hipotesis yang dapat diteliti karena dalam teori dijelaskan arah
hubungan antara variabel yang akan dihipotesiskan.
7.
Hipotesis harus menyatakan perbedaan atau
hubungan antar-variabel. Satu hipotesis yang memuaskan adalah salah satu
hubungan yang diharapkan di antara variabel dibuat secara eksplisit.
id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar